THE BEST PERSON FROM GOD
The best person itu bukanlah orang yang hanya
ahli dalam hal ibadah ritual. Mereka juga harus menjadi ahli manfaat, baik
dengan tetangganya, amanah dalam pekerjaaanya, dan berkontribusi bagi
masyarakat sekitarnya.
Mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik
dalam semua bidang kehidupan. Di tengah kesibukannya, mereka tak lupa bersujud,
mengkaji firman-firman-Nya, tekadang menangis karena kerinduannya kepada Sang
Maha. Mereka sadar bahwa hidup hanya untuk mengumpulkan bekal yang akan dibawa
bertemu dengan-Nya.
Mereka melakukan berbagai aktivitas bukan
untuk mengejar pujian manusia. Mereka melakukannya karena kecintaaan dan
ketundukannya kepada Sang Pencipta. Cerita berikut semoga bisa memberikan
gambaran.
Cerita ini diambil dari buku harian Sultan
Murad IV (Sultan Turki Utsmani, memerintah Juni 1612- Februari 1640). Saya
mendapatkannya dari guru kehidupan saya.
Dalam buku harinnya itu diceritakan bahwa
suatu malam Sang Sultan merasa sangat galau. Ia ingin tahu apa penyebabnya. Ia
memanggil kepada pengawalnya dan megatakan bahwa ia akan pergi ke luar istana
dengan menyamar. Suatu yang memang biasa beliau lakukan.
Sultan berkata, “ mari keluar, kita blusukan
melihat warga.”
Mereka pun pergi. Udara saat itu sangat panas.
Tiba-tiba mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah ketika
dibangunkan oleh sultan, tertnyata ia telah wafat. Orang orang yang lewat di sekitarnya
tidak ada yang peduli kepada mayat tersebut. Sultan memanggil mereka, kemudian mereka
bertanya, “ ada apa ? apa yang kau inginkan?”
Sultan berkata, “mengapa orang ini wafat, tapi
tidak ada satu pun di antara kalian yang membawanya? Siapa dia? Di mana
keluarganya?”
Mereka berkata, “ orang ini Zindiq, pelaku
maksiat, dia selalu minum khamr (arak) dan berzina dengan pelacur.”
Sultan berkata, “tapi....bukankah ia juga umat
Muhammad Saw.?
Ayo, angkat dia, kita bawa ke rumahnya.”
Mereka pun membawa mayat laki-laki itu ke
rumahnya.
Sesampai dirumah, saat mengetahui suaminya
telah wafat, sang istri menagis. Tapi orang-orang langsung pergi, hanya sang
sultan dan kepa pengawalnya yng masih tinggal.
Sultan berkata kepada istri laki-laki itu, “aku
mendengar kalau suamimu dikenal suka melakukan kemaksiatan ini dan itu, hanigga
mereka tidak peduli akan kemantiannya.”
Sang isri pun bercerita, “ awalnya aku menduga
seperti itu.setiap malam suamiku keluar rumah, pergi ke toko minuman keras
(khomr), kemudian membeli sesuai kemampuannya. Ia bawa khamr itu kerumah,
kemudian membuangnnya ke dalam toilet, sambil berkata, “aku telah meringankan
dosa kau muslimin” dia juga selalu pergi ke tempat pelacuran, memberi mereka
uang dan berkata, “malam ini merupakan jatah waktuku, jadi tutup pintumu sampai
pagi, jangan kau terima tamu lain” kemudian ia pulang ke rumah dan berkata
kepadaku, “alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa pemuda-pemuda
islam.”
Tapi, orang-orang yang melihatnya mengira ia
selalu minum khamr dan melakukan zina. Berita ini pun menyebar di masyrakat.
Sampai akhirnya, suatu hari, aku berkata
kepada suamiku, “kalau nanti kamu mati, tidak ada kaum muslimin yang akan
memandikan jenazahmu. Tidak ada yang akan menshalatimu. Tidak ada pula uamg
menguburkanmu.”
Ia hanya tersenyum dan berkata, “jangan takut
sayangku, jika aku mati, aku akan dishalati oleh sultan kaum muslimin, oleh
para ulama, dan para auliya.”
Sultan Murad pun menangis, ia berkata, “Benar!
Demi Allah, akulah Sultan Murad. Besok pagi kita akan memandikannya.
Menshalati, dan menguburkannya.”
Demikianlah akhirnya jenazah laki-laki itu
dihadiri oleh Sultan, para ulama, para syaikh, dan seluruh warga.
Orang-orang yang berburu award ketegori ini
sudah tidak peduli lagi dengan penilaian manusia. Ia menjauh dari pencitraan.
Boleh jadi mereka termasuk orang yang sepi dari publisitas, tetapi memiliki
karya dan sumbangsinh yang fantastis.
Tentu masih banyak kategori award yang lain.